- Konsep pariwisata saat ini tidak hanya terpaku pada pesona keindahan alam semata, kini aktivitas pariwisata diarahkan ke arah pariwisata yang lebih berkelanjutan.
- Berwisata bukan sekadar liburan, tetapi bisa ikut serta untuk melestarikan alam.
- Indonesia memiliki tempat-tempat wisata yang mengusung pariwisata berkelanjutan.
Liburan sering kali menjadi cara untuk melepas penat dan beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Banyak orang memilih berlibur dengan menikmati keindahan alam secara langsung.
Sebagai negara yang menawarkan keindahan alam dan aktivitas pariwisata yang beragam, Indonesia menjadi surga wisata, mulai dari gunung megah hingga pantai eksotis. Tidak mengherankan, kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, di Indonesia sangat tinggi. Namun, kegiatan pariwisata yang berlebihan berpotensi merusak keindahan alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian kita agar aktivitas pariwisata lebih bertanggung jawab.
Di tengah fenomena ini, beberapa tempat wisata di Indonesia mulai menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan. Wisatawan tidak hanya disuguhkan dengan pesona alam yang memukau, tetapi juga diajak untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Berikut 4 (empat) tempat wisata di Indonesia yang menggabungkan konsep liburan dan konservasi alam.
Baca Juga
Pulau Sibandang, Pariwisata Berbasis Konservasi di Danau Toba
Jika menyebut nama Danau Toba, salah satu yang terbesit dalam pikiran Sobat EBT Heroes kemungkinan adalah Pulau Samosir. Keduanya sudah dikenal luas di dunia pariwisata, baik domestik maupun internasional. Namun, ada satu pulau juga yang tidak boleh dilewatkan ketika berwisata ke area Danau Toba, yaitu Pulau Sibandang.
Pulau Sibandang adalah pulau terbesar kedua di kawasan Danau Toba setelah Pulau Samosir. Pulau Samosir lebih populer daripada Pulau Sibandang. Padahal, Pulau Sibandang merupakan bagian dari proyek pengembangan Destinasi Super Prioritas Danau Toba.
Pulau Sibandang tidak hanya menyajikan keelokan alam dan budaya masyarakat setempat saja. Pulau ini menerapkan konsep pariwisata yang berbasis konservasi dan alam. Untuk mewujudkannya, dibentuklah sebuah organisasi kerelawanan bernama Strive Voluntourism for Sibandang.
Melalui wadah ini, pemangku kepentingan dan komunitas di tingkat lokal menyusun peraturan agar aktivitas pariwisata tidak merusak ekosistem Pulau Sibandang. Beberapa upaya yang dilakukan adalah promosi penggunaan panel surya, edukasi dan pendidikan masyarakat Sibandang, restorasi lingkungan, dan mengajak wisatawan turut serta melestarikan budaya masyarakat setempat.
Green Canyon Pangandaran, Ekowisata dengan Perahu Listrik
Green Canyon atau dalam bahasa masyarakat lokal Cukang Taneuh, merupakan destinasi wisata yang terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Terletak di aliran sungai yang diapit oleh dua bukit bebatuan yang menembus gua, destinasi wisata ini menyajikan keindahan alam yang memukau setiap orang yang berkunjung.
Selain menyuguhkan bentang alamnya yang begitu elok dipandang mata, destinasi wisata Green Canyon, memadukan konsep konservasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Dengan demikian, pengelolaan wisata di tempat ini diharapkan bisa terus berkelanjutan dan mendukung masyarakat.
Tidak hanya itu, Green Canyon menghadirkan inovasi hijau bagi wisatawan dengan penggunaan perahu listrik yang ditenagai oleh PLN. Inovasi ini merupakan langkah penting dalam mendukung konservasi alam yang selaras dengan pariwisata.
Penggunaan perahu listrik ini dapat mengurangi emisi karbon serta risiko pencemaran air. Selain itu, pengelola wisata setempat mengajak pengunjung untuk berperan aktif dalam menjaga ekosistem Green Canyon melalui program penghijauan dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Desa Wisata Nglanggeran, Ekowisata di Gunung Api Purba
Desa Wisata Nglanggeran terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentang alam destinasi wisata ini terletak di area Gunung Api Purba Nglanggeran yang awalnya gersang, dan dipenuhi bongkahan batu raksasa.
Pada tahun 1999, didasari dengan kesadaran peduli lingkungan, Kelompok Karang Taruna Nglanggeran menanam pohon-pohon dan melakukan penghijauan di bekas Gunung Api Purba Nglanggeran. Area Gunung Api Purba kemudian semakin menghijau dan menampakkan keindahannya. Masyarakat lokal pun menyadari adanya potensi wisata yang bisa dikembangkan di daerah tersebut. Terbentuklah Desa Wisata Nglanggeran dengan berbagai objek wisata yang dapat dikunjungi wisatawan.
Untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan, desa wisata ini menerapkan konsep ekowisata yang menyelaraskan keindahan alam, kearifan lokal masyarakat, dan kegiatan pariwisata dalam satu wadah. Dalam upaya konservasi, pengelola wisata Nglanggeran menjalankan berbagai program, seperti konservasi air dengan memanfaatkan embung, program satu pohon satu orang, program nyampah untuk menjaga kebersihan lokasi wisata, dan berbagai kegiatan lainnya yang melibatkan pengunjung.
Desa Wisata Nglanggeran juga mendapatkan berbagai penghargaan internasional, beberapa di antaranya ASEAN Sustainable Tourism Award 2018, ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award 2017, dan predikat Best Tourism Village dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) pada 2021.
Baca Juga
Gili Trawangan: Pulau Konservasi Tanpa Kendaraan Bermotor
Gili Trawangan merupakan pulau kecil eksotis yang berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Pulau ini menawarkan keindahan alam menakjubkan serta berbagai aktivitas wisata yang berkesan. Wisatawan dapat menikmati panorama matahari terbit hingga terbenam di pulau ini.
Untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup, pemerintah menetapkan Gili Trawangan sebagai wilayah konservasi. Aturan terkait pembangunan di wilayah ini semakin diperketat, sehingga pembangunan bangunan permanen tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika ditemukan pelanggaran, pemerintah setempat berwenang melakukan pembongkaran.
Selain pemerintah, masyarakat setempat dan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, juga turut berperan dalam upaya konservasi. Gili Eco Trust atau Yayasan Ekosistem Gili Indah adalah organisasi non-pemerintah yang mendukung konservasi dengan mengajak wisatawan terlibat dalam rehabilitasi terumbu karang, pembersihan pantai, kerja bakti setiap Jumat, serta edukasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran pengunjung.
Jika Sobat EBT Heroes berkunjung ke pulau ini, kalian bisa mencoba transportasi bebas emisi seperti sepeda dan delman yang diwajibkan sebagai alat transportasi utama. Wisatawan yang ingin menyelam di kawasan perairan Gili Matra (Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan) dapat berkontribusi melalui pajak lingkungan sebesar Rp50.000,00.
Dengan memilih destinasi wisata yang menerapkan prinsip keberlanjutan, kita tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga kelestariannya. Mari menjadi wisatawan yang bertanggung jawab agar keindahan alam Indonesia tetap terjaga untuk generasi mendatang.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #makintahuindonesia #pariwisataberkelanjutan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi:
[1] Menjelajah Pulau Sibandang di Danau Toba Sembari Edukasi Wisata Berbasis Konservasi
[2] Menjaga Pesona Pulau Sibandang: Upaya Pelestarian Lingkungan dan Pariwisata Berkelanjutan
[3] Green Canyon: Simbol Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Gaya Hidup Hijau
[4] Green Canyon
[5] Desa Wisata Nglanggeran: Pariwisata Berkelanjutan
[6] Profil Desa Wisata Nglanggeran
[7] Bupati Lombok Utara Perintahkan Bongkar Bangunan Sempadan Pantai jika Tak Sesuai Aturan
[8] Liputan Gili Matra : Gili Eco Trust, Penjaga Keindahan Gili Trawangan (Bagian 4)
