- Penggunaan energi listrik yang berasal dari sumber daya tak terbarukan seperti batubara dan minyak harus dikurangi karena dapat menyebabkan krisis ekonomi dan perubahan iklim yang berbahaya bagi generasi berikutnya.
- Solusi terbarukan seperti penggunaan energi alternatif sangat penting untuk mengurangi penggunaan bahan dasar energi listrik yang tidak terbarukan.
- Pemanfaatan limbah batang buah naga merah sebagai bahan baku energi listrik adalah solusi cerdas yang berpotensi menghasilkan energi terbarukan dan mampu mengurangi penumpukan limbah lingkungan.
Energi listrik menjadi energi utama yang digunakan oleh seluruh lini industri untuk melakukan aktivitas produksinya. Tapi sayangnya, energi listrik yang digunakan ini kebanyakan berasal energi yang tak terbarukan seperti batubara dan minyak. Digunakan untuk proses produksi dalam jumlah besar, membuat penggunaan bahan dasar energi listrik juga menjadi tidak sedikit. Keadaan seperti ini jika dilakukan secara terus menerus, maka cepat atau lambat akan mengeksploitasi sumber daya minyak. Apabila itu terjadi, maka Indonesia berpotensi alami krisis ekonomi dan perubahan iklim yang berbahaya bagi generasi berikutnya.
Solusi Terbarukan Pengganti Energi Listrik
Salah satu pengganti energi listrik yang saat ini sedang digencarkan adalah penggunaan energi terbarukan, yang merupakan bentuk energi alternatif yang dapat digunakan menjadi energi utama pengganti energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Apa jadinya jika negara Indonesia tidak melakukan pembaruan dalam upaya menjaga sumber daya alam? Maka harga minyak dan bahan bakar untuk keperluan industri akan mengalami kenaikan harga drastis yang cenderung tidak stabil.
Tidak hanya itu, dampak lain dari ekploitasi sumber daya alam juga telah menyebabkan banyak desa di Indonesia belum juga tersentuh listrik hingga saat ini. Oleh karena itu, rangkaian solusi terbarukan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menanggulangi urgensi ini.
Menurut berbagai sumber, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam dan menjadikannya sebagai sumber alternatif pengganti energi listrik, Indonesia akan lepas dari pengakaran masalah tersebut.
Batang Buah Naga Menjadi Solusi Cerdas untuk Ciptakan Energi Listrik
Solusi cerdas menjadikan buah naga menjadi bahan dasar energi listrik ini dicetuskan oleh empat mahasiswa asal STKIP PGRI, Sumatera Barat, yang melakukan penelitian tentang pengembangan limbah batang buah naga merah menjadi bahan baku energi listrik.
Penelitian tersebut di latar belakangi oleh beberapa hal, seperti rasa miris saat melihat harga pelayanan listrik yang mahal, hingga rasa miris saat melihat banyaknya sampah organik tidak terpakai.
Batang buah naga sendiri di Indonesia cukup banyak diproduksi, terutama di hutan tropis. Namun batangnya yang mencapai 9 meter tersebut sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Lalu kebanyakan sisanya dibuang begitu saja. Padahal, jumlah limbah batang buah naga tergolong banyak.
Disebutkan pula pada beberapa penelitian bahwa, batang buah naga memiliki kandungan vitamin C, anti oksidan, antimikroba, dan senyawa asam yang tinggi. Senyawa asam yang dimiliki ini juga diketahui memiliki larutan elektrolit yang digunakan dalam sistem sel Galvani, yang berfungsi menghantarkan ion-ion dari anoda menuju katoda sehingga dapat menghasilkan listrik.
Baca juga:
Mengenal Airborne Wind Energy Systems (AWES) , Layang Layang Masa Depan Penghasil Energi Listrik
Limbah Kotoran Sapi Menjadi Energi Listrik dan Sumber Cuan, Bagaimana Bisa?
Percobaan pemanfaatan batang buah naga menjadi bahan baku energi listri juga sudah pernah dilakukan dan berhasil. Dengan menggunakan teori kelistrikan atau yang sering disebut sebagai arus listrik, batang buah naga akhirnya bisa mengkoneksikan aliran listrik. Mengalir terus menerus dari negatif ke positif, dari potensial tinggi ke potensial rendah, dari sumber beda potensial.
Percobaan tersebut dilakukan oleh warga Desa Megang Sakti III, Kecamatan Megang Sakti. 5 batang buah naga yang dirangkai paralel akhirnya dapat menghidupkan lampu LED 3 volt.
Nyala dan redupnya lampu LED sebagai indikator berhasilnya uji coba tersebut tidak luput dari kekuatan kandungan senyawa yang dimiliki batang buah naga. Jika asam organik tinggi, maka elektrolit menjadi kuat, sehingga dapat menghasilkan sumber listrik yang besar. Sebaliknya, jika kandungan asam organiknya rendah atau kurang baik, maka daya yang dihasilkan akan lemah, LED tidak akan menyala.
Pemanfaatan batang buah naga merah merupakan salah satu energi terbarukan yang menjadi cita-cita dari sustainable development Industry di Indonesia. Tak hanya menjadi cara untuk mewujudkan sustainable development di Indonesia, pemanfaatan limbah organik yang satu ini juga mampu mengurangi penumpukan limbah lingkungan, membantu menekan penggunaan energi listrik yang sumbernya tidak bisa diperbaharui, serta menciptakan green environment di seluruh wilayah Indonesia.
Tidak berhenti pada pemanfaatan limbah buah naga, semua orang bisa bekrontribusi untuk meminimalisir permasalahan energi listrik. Kekhawatiran yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama.
Mari berinovasi dan sebarkan berita mengenai energi terbarukan terbaru dari Zona EBT!
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Penulis: Icha Sivana Br Bangun
Editor: Himatul Azqiya