- Alexandre Edmond Becquerel adalah seorang ahli fisika asal Perancis yang pertama kali mencetuskan teknologi fotovoltaik.
- Fotovoltaik merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik.
- Di tahun1941 teknologi panel surya atau yang dikenal dengan sollar cell (teknologi sel surya) dikembangkan oleh Russel Ohl yang penggunaannya masih digunakan sampai sekarang.
Jika kita menengok lebih jauh ke belakang, teknologi panel surya sendiri sudah ada sejak abad ke-18, tepatnya pada tahun 1839. Alexandre Edmond Becquerel namanya, seorang ahli fisika asal Perancis yang pertama kali mencetuskan teknologi fotovoltaik.
Fotovoltaik merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik. Energi matahari yang mencapai bumi disimpan di dalam sebuah baterai yang dapat disimpan untuk penggunaan alat elektronik.
Di tahun 1904, Albert Einstein juga pernah meneliti sel surya (percobaan fotolistrik) dan barulah di tahun 1941 teknologi panel surya atau yang dikenal dengan sollar cell (teknologi sel surya) dikembangkan oleh Russel Ohl yang penggunaannya masih digunakan sampai sekarang.
Baca juga:
- Suryanesia Dukung Transisi Energi Bersih dengan Menambah Bisnis Rental Panel Surya
- SRE ITB Bersama Pertamina Wujudkan Panel Surya di Kawasan Pusat Konservasi Elang Kamojang
Dilansir dari kompas.com, cara kerja panel surya sebenarnya cukup sederhana, panel surya memanfaatkan partikel cahaya atau foton menjatuhkan elektron bebas dari atom untuk menghasilkan energi listrik.
Di dalam panel surya banyak terdapat sel fotovoltaik, sel fotovoltaik sendiri terbuat dari silikon dan terdiri dari dua potong bahan semi konduktor di tiap selnya. Agar sel surya dapat bekerja, dibutuhkan medan listrik di sekitar sel fotovoltaik.
Sama seperti medan magnet yang diciptakan oleh kutub yang berlawanan, pemisahan muatan yang berlawanan menciptakan medan listrik. Secara khusus, lapisan atas silikon memiliki fosfor, yang menambahkan elektron ekstra dengan muatan negatif ke lapisan itu.
Di sisi lain, lapisan bawah mendapat dosis boron, menghasilkan lebih sedikit elektron dan muatan positif. Hal tersebut dapat menambah medan listrik di persimpangan antara lapisan silikon.
Baca juga:
- Smart PV Panel Surya Mulai Diperkenalkan ke Publik, untuk Mendukung Transisi Energi
- Menarik!! Pemakaian Panel Surya Skala Rumah Tangga Bisa Mengurangi Efek Rumah Kaca
Lalu ketika foton dari sinar matahari menciptakan elektron bebas, medan listrik mendorong elektron keluar dari sambungan silikon. Beberapa komponen sel lainnya mengubah elektron ini menjadi energi yang dapat digunakan.
Pelat logam konduktif di sisi sel mengumpulkan elektron dan mentransfernya ke kabel. Pada titik ini, elektron dapat mengalir seperti sumber daya lainnya. Para peneliti telah menciptakan sel surya ultra-tipis dan fleksibel yang hanya setebal 1,3 mikron dan 20 kali lebih tipis dari kertas kantor.
Meskipun selnya sangat ringan, mereka dapat menghasilkan energi dengan efisiensi yang hampir sama dengan sel surya berbasis kaca.
Referensi: