Inilah Gedung Ramah Lingkungan di Jakarta!

  • Terdapat 18 gedung perkantoran bersertifikat gedung ramah lingkungan atau gedung hijau di dalam dan luar wilayah Central Business District (CBD) Jakarta.
  • Menurut Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengungkapkan saat ini permintaan untuk ruang kantor ESG masih sangat terbatas di Jakarta.
  • Operasional gedung berbasis ESG umumnya mampu menghemat 30-40% penggunaan energi dan 20-30% penggunaan air.

Terdapat 18 gedung perkantoran bersertifikat gedung ramah lingkungan atau gedung hijau di dalam dan luar wilayah Central Business District (CBD) Jakarta.

Khusus di dalam CBD, terdapat 15 gedung bersertifikat hijau dengan total luas mencapai 893.554 meter persegi atau hanya 13% dari total populasi ruang kantor di CBD Jakarta.

Berdasarkan hasil tinjauan konsultan properti Knight Frank Indonesia, rata-rata harga sewa per meter persegi per bulan untuk ruang kantor yang memenuhi kriteria Environmental, Social, and Governance (ESG) di Central Business District (CBD) Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan yang non-ESG.

Sementara, untuk bangunan ESG, rata-rata harga sewanya adalah Rp304 ribu. Sementara rata-rata harga sewa bangunan non-ESG sebesar Rp240 ribu.

Untuk biaya pemeliharaan ruang kantor ESG juga tercatat lebih tinggi 25% jika dibandingkan dengan kantor non-ESG.

Konsekuensinya, tingkat hunian yang tercatat 70,6%, sedikit lebih rendah dari gedung kantor non-ESG.

Kondisi ini berdampak pada minimnya jumlah kantor yang telah menerapkan konsep ESG.

Baca juga:


PLN Rencanakan Cofiring Biomasa hingga 18 GW pada PLTU Batubara

PT PLN Berhasil Uji Biomassa Jadi Bahan Bakar PLTU, Penggunaan Hingga 100 Persen


Menurut Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengungkapkan saat ini permintaan untuk ruang kantor ESG masih sangat terbatas di Jakarta.

Permintaan ini cenderung tumbuh dengan stabil dan saat ini didominasi berasal dari perusahaan multinasional.

Gedung Ramah Lingkungan Hemat Energi dan Air

“Namun, permintaan tersebut cenderung tumbuh dengan stabil. Kepedulian para MNC untuk memiliki portofolio aset hijau yang berkelanjutan membuktikan komitmen mengimplementasikan rencana mitigasi dampak perubahan iklim untuk mencapai net zero carbon pada tahun 2030,” ujar Syarifah lewat keterangan resminya.

Dia melanjutkan, meskipun gedung ramah lingkungan cenderung memiliki biaya sewa dan perawatan yang lebih mahal dari gedung kantor pada umumnya, gedung ramah lingkungan bernilai lebih tinggi sekitar 10% dari yang non-ESG.

Selain itu, Syarifah juga menjelaskan operasional gedung berbasis ESG umumnya mampu menghemat 30-40% penggunaan energi dan 20-30% penggunaan air.

Baca juga:



Sementara itu, Associate Director Occupier Strategic & Solutions Knight Frank Indonesia, Rina Martianti menyebutkan, saat ini occupier yang mencari ruang kantor ESG di Jakarta masih relatif segmented walaupun permintaan terus tumbuh setiap tahunnya.

“Selain itu di ranah regional dan global, keberadaan gedung kantor berbasis ESG menjadi salah satu prioritas dari investor maupun occupier,” tambah Rina Martianti, selaku Associate Director Occupier Strategic dan Solutions Knight Frank Indonesia.

Referensi:
[1] Gedung Kantor Berbasis ESG di Jakarta Masih Minim, Ternyata Ini Alasannya
[2] Masih Minim! Gedung Ramah Lingkungan Cuma Ada 18 di Jakarta

Editor : Muhammad Fhandra Hardiyon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment