- Pembakaran sampah dapat memicu penyakit saluran pernafasan dan juga dapat menyebabkan kanker.
- Jika terlalu banyak menghirup asap pembakaran sampah akan menyebabkan kanker.
- Kandungan-kandungan tersebut juga dapat berdampak buruk pada keseimbangan lingkungan.
Bahaya asap sampah dapat memicu penyakit saluran pernafasan dan juga dapat menyebabkan kanker.
Kebiasaan membakar sampah rumah tangga secara terbuka memang masih ditemui di tengah masyarakat.
Padahal, membakar sampah secara terbuka menjadi salah satu penyebab polusi udara yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Pembakaran sampah di ruang terbuka menghambat sirkulasi alami oksigen. Hal itu akan menghambat keseimbangan ekologi suatu daerah.
Pembakaran sampah juga berkontribusi pada peningkatan suhu atmosfer. Jika saat ini semua orang bicara soal pemanasan global, maka pembakaran sampah adalah salah satu faktor yang terkait langsung dengannya.
Selain pernapasan, asap juga bisa menyebabkan iritasi mata. Tetap terpapar dalam waktu yang lebih lama bahkan dapat menyebabkan masalah mata yang parah.
Merkuri pun dapat terlepas dan bercampur dengan tanah, air, dan udara. Ini adalah elemen beracun.
Jika terpapar ke atmosfer, maka bukan tidak mungkin berpotensi masuk ke dalam rantai makanan. Dengan demikian, air dan makanan menjadi beracun.
Baca juga:
- Harga Energi Fosil Melonjak, Pemerintah Akan Melakukan Transisi Energi
- Polusi Udara Meningkat, Pemkot Tangsel Lakukan Uji Emisi
Peneliti limbah plastik dari Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Reza Cordova mengatakan pembakaran sampah plastik dapat memicu perubahan struktur plastic menjadi senyawa Volatile (VOC).
Senyawa kimia ini, dipancarkan sebagai gas dari padatan atau cairan dan berdampak pada Kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Selain itu, terdapat gas buangan seperti dioksin furan, fosgas, Sox, NOx dan polycylic aromatic hydrocarbon. Hal ini, membuat debu dana asap beterbangan,” ujar Reza Cordova, dilansir dari Greeners, Sabtu (01/07/2022).
Bahaya Asap Sampah
Kandungan ini, jika terhirup bisa menyebabkan sesak hingga kerusakan saluran pernapasan hingga saraf.
Bahkan dalam beberapa penelitian, jika terlalu banyak menghirup asap pembakaran sampah akan menyebabkan kanker.
Agar tak menghasilkan dioksi, pembakaran sampah plastil harus dilakukan secara sempurna di atas sushu 600 derajat celcius dengan menggunakan alat khusus.
Sementara, pembakaran sampah secara sembarangan biasanya tidak akan mencapai suhu tersebut.
Tak hanya berdampak pada Kesehatan, kandungan-kandungan tersebut juga dapat berdampak buruk pada keseimbangan lingkungan.
Diungkapkan, Prigi Arisandi, Direktur Ecological Observation & Wetland Conservation (Ecoton), sebuah Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, ada dua hal yang bisa dilakukan agar pembakaran sampah tidak lagi menjadi kebiasaan masyarakat.
Yaitu edukasi kepada masyarakat serta peran dari pemerintah dalam mengelola sampah.
Sebab, jika dilihat secara nasional, setiap tahun masyarakat menghasilkan 8 juta ton sampah plastik. Sementara hanya 3 juta ton yang dikelola oleh pemerintah.
“Artinya, ada 5 juta ton sampah yang terabaikan. 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai, sisanya 2,4 juta ton akan dibakar. Jadi, perilaku membakar sampah itu terjadi di mana-mana,” ujar Prigi dalam video yang diunggah akun instagram Bicara Udara.
Edukasi Masyarakat akan Bahaya Asap Sampah
Oleh karena itu, Prigi mengatakan perlu peran dari masyarakat melalui berbagai macam komunitas yang secara mandiri dapat aktif untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai lingkungan. Khususnya tentang pengelolaan sampah.
“Bagaimana masyarakat harus mendapatkan edukasi melalui sekolah dan dunia pendidikan, bahwa membakar sampah mengeluarkan bahan-bahan kimia (yang berdampak buruk),” ujar Prigi.
Sedangkan yang kedua, lanjut Prigi, perlu adanya upaya dan aksi nyata dari pemerintah untuk menyediakan sarana pengelolaan sampah yang baik dan memadai.
Sebab, menurutnya, saat ini regulasi pengelolaan sampah dari pemerintah masih belum optimal.
“Memang untuk mewujudkan masyarakat yang berpartisipasi dan berkontribusi pada lingkungan dibutuhkan akses informasi. Dari tersedianya informasi ini, kami yakin lambat laun akan tercipta masyarakat yang kritis, mandiri, dan memperjuangkan lingkungan yang sehat dan bebas pencemaran,” pungkasnya.
Baca juga:
Publikasi dari peneliti Hull University juga memperkuat pernyataan yang telah menemukan mikroplastik ada di paru-paru manusia.
“Ancaman mikroplastik akan mengganggu dan melukai system organ tubuh. Misal masuk melalui makanan, saluran pencernaan akan terganggu dan luka, begitu juga dengan saluran pernapasan,” ungkapnya.
Disisi lain, plastik bersifat unik, karena ada bahan tambahan (additive) dan juga dapat menjadi media pembawa polutan lain.
Meski masih membutuhkan penelitian lanjutan, Reza menduga ada paparan mikroplastik dari pembakaran sampah plastic secara sembarangan.
Referensi:
[1] Ganggu Kesehatan, Bahaya Pembakaran Sampah Masih Minim Edukasi
[2] Ini Bahayanya! Asap Pembakaran Sampah Bisa Sebabkan Kanker
Editor : Muhammad Fhandra Hardiyon