Start Up di NTT yang Menjawab Problematika Energi

Kegiatan Instalasi oleh Tim Kuantech

Gambar: Kegiatan Instalasi oleh Tim Kuantech
Sumber: Dokumentasi dari Kuantech

  • Problematika NTT disebabkan rasio elektrifikasi rendah.
  • Adanya start up dengan nama Kuantech yang berfokus untuk kemajuan desa.
  • Tantangan-tantangan Kuantech dalam running sebuah start up.

Dengan membangun mimpi di tahun 2011, tercapailah Kuantech di tahun 2021 yang mana menjadi nama start up di NTT. Adanya start up di NTT ini sebab adanya berbagai problematika dan tantangan mengenai energi. Dengan meminimalisir permasalahan-permasalahan inilah adanya start up yang bernama Kuantech.

Salah satu daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT, Kupang memiliki panel surya akan tetapi hanya untuk mengeluarkan sinyal di siang hari. Dari hal ini, Pak Ben yang merupakan CEO dari Kuantech berputar otak agar bagaimana daerah terpencil seperti ini mendapatkan informasi yang memumpuni. Padahal tantangannya sendiri ialah terpencilnya kawasan yang menyebabkan susah adanya sinyal, khususnya saat di malam hari.

Baca juga:                      



Kupang, Nusa Tenggara Timur ini memiliki masalah di aktivitas di malam hari yang sama sekali tidak ada sinyal, masalah air dan lain sebagainya. Pada akhirnya, dari berbagai permasalahan yang dikumpulkan selama 10 tahun, jika ada kegiatan mahasiswa diikuti untuk survei secara bersamaan guna mendapat data tambahan.

Rasio elektifikasi di Nusa Tenggara Timur dikatakan rendah, yang mana mengakibatkan sulitnya membangun pembangkit listrik akibat tanahnya bertekstur keras. Pemerintah mencatat besar rasio elektrifikasi di Provinsi NTT di Maret tahun 2019 hanya mencapai 71 persen. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dapat mencapai target sebesar 90 persen di akhir tahun.

Infranstruktur yang menjadi pedukung sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Timur terus menerus dipercepat dengan adanya pembangunan SUTT atau Saluran Udara Tegangan Tinggi sebesar 70 kV dalam Ruteng-Bajawa. Adanya pembangunan SUTT menjadi penguatan dan perluasan jangkauan sistem interkoneksi di NTT.

Banyak kendala dalam pembangunan SUTT dikarenakan besar kontur daerah dan beberapa desa terletak di antara lereng-lereng perbukitan. Sehingga, adanya kesulitan akses untuk mengangkut material-material yang dibutuhkan dalam proyek. Akan tetapi, dengan adanya problema ini, PLN tetap optimis untuk melakukan pembangunan SUTT dengan kapasitas 70 kV yang berada di jalur Ruteng-Ropa di akhir tahun 2019.

Berdasarkan dari masalah tersebut, dibangunlah start up dengan nama Kuantech. Kuantech merupakan singkatan dari Kuan Timor Teknologi. “Dalam bahasa Timur, Kuan memiliki arti desa, jika di Bahasa Indonesia-kan makna keseluruhannya ialah teknologi dari desa timur” kata Pak Ben saat di wawancara oleh tim Zona EBT.

“Mungkin saja, produk Kuantech akan tersebar dan digunakan dalam perkotaan. Akan tetapi, prinsip utama dari Kuantech ini adalah mengutamakan kebutuhan di desa, sebab banyaknya desa-desa di kawasan Indonesia banyak yang belum tersentuh apalagi berbasis kepulauan” lanjut Pak Ben.

Fakta di lapangan yang dilihat langsung oleh tim Kuantech dalam running start up diantaranya, pertama yaitu hingga saat ini masih ada pemadaman pemadaman bergilir di desa-desa terpencil di NTT. Kedua, belum adanya pencapaian atas sisa dari 12 persen ini sebab adanya desa-desa di pulau terpencil yang layaknya susah dijangkau. Ketiga, jumlah keluarga sangat banyak, tetapi yang menjadi permasalahan adalah jarak dari rumah ke rumah berjauhan yang menyebabkan tidak ekonomis jika membangun sebuah jaringan transmisi kecil untuk desa.

Segi geografis menantang yang menyebabkan tim harus mencari alternatif solusi dan membutuhkan model yang sesuai untuk digunakan. Tantangan lainnya ialah posisi kesejahteraan NTT yang dikatakan paling rendah di Indonesia dimana setiap adanya adaptasi teknologi, memikirkan kemampuan masyarakat dalam membeli teknologi tersebut.

Maka dari itu, bekerja sama dengan berbagai pihak yang mana salah satunya Pemerintah Indonesia. Jika mana adanya teknologi masuk dan membuat kesejahteraan ekonomi di NTT, maka dapat distribusikan pada daerah tersebut.

Adanya Kuantech yang sedang running menjadi sebuah start up disebabkan adanya problematika di desa yang berada di Provinsi NTT. Target dari Kuantech ini bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk mempromosikan bisnis. Harapan besar dari Kuantech ialah adanya perusahaan air yang bukan berasal dari air tanah sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan sebagai manusia dan tidak merusak lingkungan.

Editor: Gede Herry Arum Wijaya

Referensi:
[1] Hasil Wawancara Langsung Bersama Pak Ben dari Kuantech
[2] Rasio Elektrifikasi NTT Terus Dikebut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *