Keren! UMKM Indonesia Buka Usaha Sustainable

UMKM Indonesia Terapkan Produk Sustainable
  • UMKM Indonesia menggunakan ekosisitem digital untuk membantu penjualan secara meluas.
  • Target untuk ke depan sudah masuk 30 juta UMKM  yang mendukung digitalisasi.
  • Survei membuktikan sudah 95% UMKM minat membangun usaha dengan produk yang ramah lingkungan atau sustainable.

Zaman sekarang, di masa pandemi ini sudah banyak masyarakat yang membangun UMKM sendiri untuk bertahan hidup akibat merosotnya sektor perekonomian. Dengan permasalahan seperti ini, manusia harus ‘memutar otak’ untuk mengelola yang dimilikinya sebaik mungkin, dan salah satunya membangun usaha untuk memutar keungan.

UMKM yang didirikan pada umumnya dilakukan di rumah masing-masing. Hal ini karena mereka belum sanggup menyewa toko sehingga belum ada modal berupa tempat usaha tersebut. Mereka lebih memfokuskan modal alat dan bahan yang akan digunakan untuk usahanya.

Baca juga:



Dari pemerintah pun mendukung penuh adanya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UKM dengan memasukkan ke dalam ekosistem digital untuk meningkatkan usaha penjualannya serta membantu pemulihan dalam sektor ekonomi yang sedang merosot-merosotnya di pandemi ini.

Lalu, mengapa harus masuk ke dalam ekosistem digital? Di masa pandemi terdapat larangan dan batasan untuk bertemu tatap muka, yang menjadikan semua sektor serba online atau dalam jaringan, mulai dari pekerjaan yang menerapkan WFH (Work From Home), sekolah online, dan perdagangan pun saat kini menggunakan sistem online.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan bahwa sebanyak 18,5 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan mereka tumbuh mencapai 131%. Targetnya, sudah terdapat 30 juta UMKM yang akan memasuki ekosistem digital untuk membantu penjualan secara meluas. Ekosistem digital ini menggunakan sebuah aplikasi atas dukungan pemerintah yaitu Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).  

Untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia dalam jangka panjang, pendiri UMKM harus menerapkan produksi yang ramah lingkungan atau sustainable guna untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

United Nations Development Programme atau UNDP, Menteri Perekonomian dan UKM Indonesia, serta Indosat Ooredoo sudah melakukan survei dan hasil mengatakan bahwa sudah 95% UMKM Indonesia sangat berminat dalam membangun usaha yang ramah lingkungan.

Banyak sekali barang-barang yang sudah tercantum ke dalam sustainable atau ramah lingkungan, contohnya bisnis jam tangan yang mungkin bisa juga dibuat menggunakan limbah kayu.

Limbah kayu ini masuk ke dalam kategori bahan yang ramah lingkungan. Masih banyak lagi, barang-barang yang dikategorikan sebagai bahan yang ramah lingkungan.

Saat kini, Indonesia dan Korea bekerja sama dan membuat forum untuk membahas terkait Green Business Center sebagai bentuk lembaga yang berperan sebagai inkubator bisnis untuk para UKM, baik di Indonesia, maupun di Korea. Program ini membantu perkembangan laju potensi bisnis melalui inovasi bisnis hijau, yang pastinya ramah lingkungan.

Terbukti dengan adanya kerja sama ini, membuat UMKM dan UKM Indonesia menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan dengan menekankan untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi polusi berlebihan.

Jika UMKM Indonesia menggunakan produk yang sustainable atau ramah lingkungan dan mereka masuk ke digitalisasi, pastinya akan sangat menguntungkan bagi pendirinya. Memasarkan produk apalagi dengan pembaharuan dengan material yang ramah lingkungan pastinya akan menjadi peminat yang tinggi. Ditambah melalui pasar digital yang terbukti mencatat angka permintaan yang tinggi daripada UMKM yang secara penuh menjalankan usahanya secara luring atau luar jaringan.

Luar biasa, bukan? Memanfaatkan kesempatan untuk menangkap peluang ke transisi yang lebih baik dan maju menuju ekonomi yang hijau dan ramah lingkungan. Pendiri UMKM harus selalu bisa berinovasi dikarenakan banyak pesaing yang sudah tersebar. Tetap konsisten menggunakan produk ramah lingkungan, bisa dari mengurangi kantong plastik, tidak menggunakan sedotan plastik, atau pun hal lainnya.

Editor: Riana Nurhasanah

Referensi:

Survei: 95 persen UMKM berminat terapkan usaha ramah lingkungan

Selama Pandemi, UMKM Go Digital Telah Mencapai 18,5 Juta

UKM Didorong Terapkan Bisnis Ramah Lingkungan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *