Capai Milyaran! Investasi di Sektor Energi Terbarukan di Masa Covid-19

  • Komoditas energi yang menurun drastis dengan kondisi penyediaannya ialah batubara.
  • Upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan di masa pandemi.
  • Keuntungan investasi energi terbarukan guna memperbaiki ekonomi pascapandemi covid-19.

Maret 2020, dimana awal WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa Indonesia telah terpapar virus Covid-19. Adanya pembatasan global yang mengharuskan masyarakat Indonesia harus di rumah saja hingga dilarang bepergian yang akibatnya guncangan ekonomi masyarakat mendukung besar harga komoditas menurun. Komoditas yang sangat berpengaruh ialah komoditas energi.

Perihal komoditas energi, kondisi penyediaan energi sampai sekarang masih menggunakan energi fosil utamanya batubara. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dikarenakan bidang pembangkit listrik didominasi oleh batubara yang mana diperlukan sebagai bahan bakar bidang industri. Maka dari itu, batu bara disebut penyediaan energi primer yang kedua dari minyak bumi. Sejak pandemi inilah yang menganggu produksi batubara serta menghambat transportasi. Bahkan bulan Agustus 2020 sebesar 7,07 persen masyarakat Indonesia yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi.

Baca juga:

Solusi pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan presentase angka bidang ekonomi. Salah satu upaya yaitu mendorong adanya investasi. Berdasar laporan lembaga audit internasional bernama EY atau Ernst and Young menyebutkan potensi investasi energi terbarukan mencapai US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 175,4 triliun (catatan: kurs Rp 14.000/ dolar) yang menggugah investor besar.

Perusahaan swasta makin tertarik adanya energi terbarukan guna kontribusi pada masa transisi energi di Indonesia. Proyek-proyek di sektor inilah yang sangat mendukung terciptanya sekitar 30 ribu-an pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.

 Apa keuntungannya? 1) Pada investasi awal, energi bersih menghasilkan keuntungan mencapai 3 sampai 8 kali lipat, 2) peluang besar dalam peralihan ke energi bersih dengan cepat karena ketidakstabilan harga bahan bakar, 3) terciptanya lapangan pekerjaan besar-besaran hingga tahun 2050.

Namun, sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki keterbatasan tidak seperti negara lainnya, salah satunya aspek pembiayaan dikarenakan fokus mengubah masa peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. Namun, dengan pengembangan investasi inilah menjadi salah satu upaya dalam memulihkan bidang ekonomi di Indonesia pascapandemi Covid-19.

Saat ini, sudah banyak investor yang antri untuk berinvestasi energi terbarukan. Maraknya investasi ini, pemerintah membuat prioritas mengenai energi terbarukan yang perlu dikembangkan. Dikarenakan, energi terbarukan di Indonesia masih memiliki keterbatasan serta tantangan-tantangan baik dari sisi ekonomi, sosial, dan sisi lainnya.

Kementerian ESDM menjanjikan untuk mempermudah proses dalam mengurus investasi energi terbarukan guna meningkatkan kesediaan listrik yang murah dan bersih serta mengurangi dalam ketergantungan menggunakan bahan bakar fosil. Apa saja yang termasuk energi terbarukan? Di Indonesia tersedia seperti panas bumi, hidro, biomassa, angin, dan lain sebagainya. Pembangkit yang berbahan bakar minyak pelan-pelan dihilangkan.

Dari keseluruhan potensi energi terbarukan yang ramah lingkungan telah dimanfaatkan sebanyak dua persen, yang mana potensi bisnis energi bersih terpampang lebar dikarenakan sumber energi bersih belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Harga energi bersih terutama panel surya mulai bersaing karena harga yang mulai menurun seiringnya waktu.

Kementrian ESDM (Energi dan Sumber daya Mineral) memiliki target di tahun 2021 bahwa investasi masuk sebesar 2,05 miliar dolar AS dengan pembagian: 10 juta dolar AS untuk energi, 68 juta dolar AS untuk bio energi, 730 juta dolar AS untuk panas bumi, dan sisanya umtuk energi baru terbarukan.

Perkiraan tahun 2040, energi terbarukan diharapkan sudah mencapai angka 71 persen dan tidak adanya lagi pembangkit listrik tenaga diesel yang beroperasi di Indonesia, hilangnya penjualan motor konvensional, serta pengonsumsian listrik masyarakat dengan angka 2.847 kWh per kapita.

Sumber daya energi terbarukan ini diharapkan dapat berkembang secara pesat di Indonesia yang mana tujuannya selain menjadi investasi ramah lingkungan, tetapi juga membantu perekonomian Indonesia pascapandemi covid-19 ini.

Editor: Riana Nurhasanah

Referensi :

Layke, Jennifer dan Hutchinson, Norma. (2020). 3 Alasan Untuk Berinvestasi di Sektor Energi Terbarukan Sekarang. Diakses pada 23 April 2022, dari https://wri-indonesia.org/id/blog/3-alasan-untuk-berinvestasi-di-sektor-energi-terbarukan-sekarang

IESR. (2021). Tantangan di Tengah Kian Maraknya Investasi di Energi Terbarukan. Diakses pada 23 April 2022, dari https://iesr.co.id/tantangan-di-tengah-kian-maraknya-investasi-di-energi-terbarukan

Investor.ID. (2012). Investasi Energi Terbarukan Dipermudahkan. Diakses pada 23 April 2022, dari https://investor.id/energy/46923/investasi-energi-terbarukan-dipermudah

Purnama, Sugiharto. (2021). Energi Baru Terbarukan Sebagai Kail Investasi Ramah Lingkungan. Diakses pada 2 April 2022, dari https://m.antaranews.com/berita/2527621/energi-baru-terbarukan-sebagai-kail-investasi-ramah-lingkungan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *