- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah jawaban untuk mendukung Indonesia bebas emisi atau Net Zero Emission pada tahun 2060.
- Pembangkit listrik tenaga nuklir bukan hanya menjadi solusi transisi energi, juga sebagai solusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
- BRIN mendukung penuh peran PLTN di Indonesia untuk mewujudkan NZE. Ia juga mendukung tokoh-tokoh riset yang ahli pada pengembangan energi nuklir di BRIN untuk terus membuat skema NZE melalui Energi Terbarukan.
Penyediaan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Energi harus direncanakan agar semua potensi energi di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Hal ini demi diupayakan untuk mengurangi pemakaian energi fosil dan menggenjot pemakaian Energi Baru Terbarukan (EBT) agar mendorong Indonesia sejahtera menuju ekonomi hijau rendah karbon dengan target nol karbon dapat tercapai setelah tahun 2050.
Beberapa tokoh penting negeri seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menyuarakan aksi penggunaan teknologi energi nuklir yang tertuang dalam enam strategi pemerintah untuk mendukung target nol karbon Indonesia pada tahun 2060 yang isinya pemerintah akan membuka opsi penggunaan nuklir sebagai salah satu sumber pembangkit listrik. Energi ini akan dimulai pada tahun 2045 dengan kapasitas 35 GW pada 2060. Strategi ini tidak lain adalah untuk mendukung Paris Agreement dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Baca Juga
- Teknologi Nuklir Solusi Penghasil Energi Listrik Beremisi Rendah
- Faktor yang Harus Diperhatikan untuk Kembangkan Teknologi Energi Nuklir di Indonesia
Kenapa harus menggunakan pembangkit listrik bertenaga nuklir? Karena hal ini untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Transisi energi dengan energi nuklir merupakan penanggulangan yang tentu dapat diambil pemerintah RI untuk membereskan ketertinggalan konsumsi listrik dan untuk menjaga keharmonisan lingkungan agar tetap lestari.
Selain itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko juga menyatakan bahwa badan yang ia pimpin itu akan siap menciptakan Indonesia yang bebas emisi atau Net Zero Emission (NZE). Handoko menyebut peran energi nuklir akan sangat besar dalam mewujudkan NZE. Ia juga mendukung tokoh-tokoh riset yang ahli pada pengembangan energi nuklir di BRIN untuk terus membuat skema NZE melalui Energi Terbarukan. Utamanya energi nuklir sebagai tenaga listrik yang dipercaya dapat menghasilkan perubahan besar.
Baca Juga
Pembangkit listrik tenaga nuklir bukan hanya menjadi solusi transisi energi, tetapi juga sebagai solusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Indonesia memerlukan PLTN sebagai fasilitator energi, jika menggantungkan minyak dan batu bara maka listrik mungkin dapat terpenuhi tetapi di satu sisi Indonesia tidak dapat merealisasikan Perjanjian Paris COP 21 dan SDGs tersebut.
Nuklir dikatakan sebagai energi yang ramah lingkungan karena nuklir merupakan bebas emisi GRK, footprint relatif kecil, tidak menganggu keserasian ekosistem, limbah yang terkelola dan terkontrol dengan aturan yang jelas membuat energi nuklir ini memiliki keistimewaannya tersendiri.
PLTN juga bersifat andal karena bisa mencapai kapasitas maksimum, beroperasi 24 jam tanpa berhenti. Energi ini juga bersifat berkelanjutan karena potensi bahan bakar yang masih tersedia, dan bahan bakar bekas berpotensi bisa didaur ulang menjadi bahan bakar baru.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi :