- Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan seperti energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan.
- Nyatanya Indonesia juga menyimpan potensi biomassa yang sangat besar untuk segera dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT).
- Maka dari itu, untuk mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060, pemerintah mesti terus mendorong transformasi pada dua sektor pokok, yakni energi dan kehutanan serta tata guna lahan atau disebut juga sebagai Forestry and Land Use (FoLU).
Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang cukup besar. Secara tidak langsung mengacu pada produk yang diperoleh melalui peternakan dan industri makanan.
Energi biomassa ialah bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan organik seperti cabang, ranting, bahkan limbah usaha pertanian/perkebunan seperti jerami, batok kelapa pelepah sawit, sisa bahan dari areal Hutan Tanaman Industri (HTI) dan sebagainya.
Biomassa termasuk sumber daya yang terbaharui dan energi yang diperoleh dari biomassa disebut energi terbarukan. Walau bagaimanapun, di Jepang biomassa dinamakan sebagai energi baru dan penggunaan istilahnya sah dalam Undang-Undang.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan seperti energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan. Di Indonesia, biomassa termasuk sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya diantaranya sebagai serat, minyak, bahan pangan, kayu, dan lainnya. Biomassa ini digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor penghasil devisa negara.
Baca Juga
- Segudang Manfaat Energi Biomassa untuk Sistem Ketenagalistrikan
- Indonesia Ajak Jepang Tingkatkan Perkembangan Energi Biomassa Kayu
Tidak hanya Jepang, nyatanya Indonesia juga menyimpan potensi biomassa yang sangat besar untuk segera dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini tentu menuai respon positif dari berbagai pengusaha EBT, karenanya kalangan para pengusaha EBT dan kehutanan ini sangat yakin, bahwasanya potensi dahsyat biomassa akan berkontribusi sangat penting bagi proses transisi energi di Indonesia, guna memacu tercapainya nol emisi karbon. Bahkan, dalam berbagai dialog dengan pengusaha-pengusaha EBT lokal dan internasional, Indonesia dipercaya akan menjadi pusat energi biomassa dunia.
Maka dari itu, untuk mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060, pemerintah mesti terus mendorong transformasi pada dua sektor pokok, yakni energi dan kehutanan serta tata guna lahan atau disebut juga sebagai Forestry and Land Use (FoLU). Selama ini sektor energi dan FOLU adalah penyumbang terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Emisi GRK selama era industri ini telah memunculkan fenomena baru pada perubahan iklim di muka bumi.
Dalam kejadian efek perubahan iklim tersebut, justru kolaborasi antara FOLU dan energi dapat menawarkan mitigasi perubahan iklim dengan dipangkasnya emisi karbon. Sektor kehutanan harus dapat memproduksi biomassa secara berkesinambungan untuk dipakai sebagai sumber energi listrik yang kontinu.
Baca Juga
- MENGENAL BIOMASSA SEBAGAI PENGGANTI FOSIL
- PLN Upayakan Transformasi Batu Bara Jadi Biomassa hingga Tahun 2025
Ketua Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) Djoko Winarno menjelaskan biomassa adalah satu-satunya sumber Energi Baru Terbarukan yang dapat dibawa kemana saja. Listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Biomassa (PLTBm) relatif stabil dan dapat tersedia setiap saat. Djoko menambahkan kembali, dampaknya pada pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) yang sangat efektif dan jelas.
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi: