Transisi Energi Panel Surya di Indonesia Harus Semakin Digenjot

  • Negara kita adalah negara yang sangat besar, dan itu tentu akan berdampak pada pemanfaatan energinya, maka dari itu dibutuhkan transisi energi baru terbarukan, salah satunya pemanfaatan PLTS.
  • Harus ada kolaborasi dari lintas sektor. Pemerintah, swasta, BUMN, dan masyarakat harus saling berintegrasi dan berkolaborasi untuk menyukseskan program transisi energi ini.
  • KTT G20 tahun 2022 ini merupakan kesempatan besar Indonesia untuk mengajak seluruh anggota negara G20 untuk segera beralih menggunakan energi baru terbarukan.

Negara kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Jika dilihat dari proporsi wilayahnya hal ini senada dengan jumlah penduduk tahun 2020 yang mencapai 270 juta jiwa membuatnya negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk tentu pernyataan tersebut berkaitan dengan pemanfaatan energi karena energi sangat memegang hajat hidup orang banyak. Energi adalah kunci untuk penduduk di suatu negara dapat bermobilisasi. Jika kita lihat dari tahun ke tahun kebutuhan energi listrik di Indonesia juga semakin melonjak naik karena energi yang diperoleh negara kita sebagian besar masih berasal dari energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi.

Baca juga



Konsumsi energi fosil memang masih cukup besar di Indonesia. Namun, jika diperhatikan kebutuhan di dalam negeri kita saja sudah sangat besar, maka dari itu tidak selamanya energi tersebut dapat mencukupi seluruh kebutuhan dalam jangka panjang disebabkan energi fosil saat ini sudah semakin menipis dan butuh waktu yang cukup lama untuk memproduksinya kembali.

Saat ini banyak seruan tentang transisi energi yang cukup hangat untuk dibicarakan, apalagi belakangan ini banyak muncul berbagai inovasi dari beberapa produsen mobil ternama yang sudah mulai beralih ke penggunaan bahan bakar energi listrik membuat para masyarakat dan pemuda khususnya tertarik dengan potensi transisi energi ini.

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi energi bersih dan terbarukan yang tinggi, di antaranya mayoritas adalah potensi energi surya sekitar 4,8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, hal ini dikarenakan letak geografis Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa dan beriklim tropis. Namun, sayangnya potensi energi surya ini baru dimanfaatkan sekitar 10 MWp saja.

Maka dari itu, pemerintah telah meluncurkan beberapa program yang mengajak peran masyarakat, terutama pemuda untuk berkontribusi menyukseskan rangkaian transisi energi. Sebut saja seperti diluncurkannya program GERILYA (Gerakan Listrik Tenaga Surya) yang diresmikan pada tanggal 13 Agustus 2021 lalu.

Program ini berfokus mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemuda di seluruh universitas di Indonesia dengan target menaikkan energi baru terbarukan di tahun 2025. Pemerintah juga telah membuat peta jalan mengenai pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 sebesar 0,87 GW atau sekira 50 MWp/tahun.

Baca juga



Tahun 2022 ini juga dapat dikatakan momentum dan kesempatan emas Indonesia karena terpilihnya negara kita sebagai tuan rumah presidensi KTT G20 tahun 2022 yang akan digelar di Bali, mengajak 20 negara ekonomi terbesar di dunia untuk segera beralih ke penggunaan energi hijau, energi baru terbarukan.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

Editor: Riana Nurhasanah

Referensi:

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220114/44/1489116/presidensi-g20-jadi-momentum-transisi-indonesia-ke-energi-hijau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *