PT Sky Energy Indonesia Siapkan Dua Pabrik di Jawa Barat!

  • PT. Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) bergerak di industri mesin pembangkit listrik. Perusahaan ini adalah produsen energi surya. Pabrik sel surya pertama di Indonesia.
  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, porsi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) bisa lebih besar ketimbang pembangkit fosil. Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, porsi pembangkit EBT ditargetkan mencapai 51,6%, lebih besar ketimbang prognosa sebelumnya, yaitu 48%.
  • Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) Christopher Liawan mengatakan, pihaknya sangat mendukung keputusan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam meningkatkan porsi EBT sebesar 51,6%. Ini sejalan dengan peta jalan (roadmap) JSKY yang akan melakukan ekspansi hingga tahun 2025, dengan total kapasitas produksi sel dan modul surya sebesar 1 gigawatt (GW).
  • SKY akan meresmikan dan mengoperasikan pabrik kedua miliknya tahun ini. Pabrik khusus sel surya dengan kapasitas produksi sel surya 100 MW dan modul surya 200 MW  tersebut berlokasi di Cisalak.

PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) tengah menyiapkan pabrik keduanya yang ada di Jawa Barat. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 100 megawatt (MW) untuk memproduksi sel surya dan 200 MW modul surya.

“Kami optimalkan dulu kapasitas produksi di pabrik Wanaherang, Gunung Putri ini sambl mengkaji untuk pengembangan pabrik baru. Ada beberapa lokasi yang dikaji, salah satunya di Sentul. Yang jelas tidak terlalu jauh dari pabrik kami yang di sini (Wanaherang),” ujar Direktur Utama Sky Energy Indonesia Christopher Liawan di Bogor, belum lama ini.

Baca Juga



Dengan produksi tambahan dari pabrik kedua, JKSY berniat menjemput peluang pasar sel dan modul surya. Sebagaimana diketahui, pada 2022, pemerintah menargetkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap bertambah sebesar 335 MW. Target penambahan PLTS atap tersebut di luar dari target penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga energi terbarukan (EBT) yang dicanangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2021-2030. Di dalam RUPTL 2021-2030, pemerintah juga telah mencanangkan penambahan kapasitas PLTS menjadi 487,5 MW.  Di tahun 2021, realisasi kapasitas PLTS terpasang tercatat sebesar 200,1 MW

Christopher menyebutkan, hingga 2025 perusahaan menargetkan peningkatan kapasitas produksi sel dan modul surya hingga 1 GW. Rencana ini sekaligus mendukung program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit EBT

Selain itu, Perseroan terus berupaya untuk mengembangkan produk flagship-nya, J-Leaf, solar panel teringan yang cocok untuk mendukung program PLTS Atap dan J-Bifacial untuk mendukung program PLTS Terapung di waduk dan danau.

“Perseroan semakin optimistis dengan pertumbuhan dan perkembangan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” ujar Christopher.

Menurut Christopher, peluang untuk ekspor panel surya masih tinggi. Sky Energy saat ini mayoritas mengekspor produk panel surya secara ritel, dengan tujuan ekspor adalah ke Amerika Serikat. “Pangsa pasar kami lebih dari 90% ekspor, sisanya untuk ritel domestik,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, Sky Energy adalah satu-satunya eksportir panel surya asal Indonesia ke Amerika Serikat. Padahal, di negeri Abang Sam itu, kapasitas panel surya produksi Indonesia (melalui Sky Energy) masih rendah. “Yang tertinggi dari Vietnam,” ujarnya.

Kendati fokus pada pasar ekspor, lanjut Christopher, Sky Energy juga mulai menyasar pasar ritel lokal. Kerja sama dengan beberapa pengembang properti telah dilakukan untuk pengembangan PLTS Atap (Rooftop). Sky Energy juga terus berupaya untuk mengembangkan produk flagship-nya, J-Leaf, solar panel teringan yang cocok untuk mendukung program PLTS Atap dan J-Bifacial untuk mendukung program PLTS Terapung di waduk dan danau. Apalagi, kata dia, perhatian pemerintah untuk mendorong pengembangan PLTS atap memang semakin besar.

Target Laba 2022

PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) membidik penjualan neto sebesar Rp 430,20 miliar di tahun 2022 mendatang. Angka ini meningkat sebesar 173,97% dibandingkan target penjualan yang dibidik di tahun 2021 senilai Rp 157,02 miliar. Sebagai gambaran, hingga kuartal III-2021, Sky Energy tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 117,76 miliar. Menyusut 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 189,96 miliar. Penjualan neto perusahaan pada periode Januari-September 2021, terdiri dari penjualan lokal senilai Rp 66,40 miliar (56%) dan penjualan ekspor Rp 51,36 miliar (44%).

Christoper Liawan mengatakan, penjualan ekspor diproyeksikan dapat mencapai Rp 325 miliar pada tahun 2022 mendatang. “Saya berharap di 2022 kami bisa kembali ke kondisi sebelum pandemi, bahkan mungkin saya targetkan penjualan kami bisa melewati penjualan sebelum pandemi,” ungkap Christoper, dalam Paparan Publik Virtual, akhir tahun lalu.

Baca Juga



Adapun, hingga September tahun ini, realisasi penjualan JSKY tercatat mencapai Rp 117,76 miliar. Menyusut 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 189,96 miliar. Di mana, kontribusi penjualan lokal senilai Rp 66,40 miliar dan penjualan ekspor Rp 51,36 miliar.

Zonaebt.com

Renewable Content Provider

#zonaebt #sebarterbaukan #panelsurya

Editor : Bunga Pertiwi

Referensi :

https://insight.kontan.co.id/news/november-sky-energy-jsky-resmikan-pabrik-modul-surya-kedua

https://investor.id/business/281495/sky-energy-siapkan-pabrik-kedua

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *