Segera Pemerintah Membangun Tol Listrik Nusantara

Segera Pemerintah Membangun Tol Listrik Nusantara

Wacana pemerintah membangun tol listrik nusantara berkonsep super grid diyakini dapat menjadi solusi upaya dari mempercepat pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.

Dilansir dari bisnis.com, konsep tol listrik atau super grid tersebut akan menghubungkan jaringan listrik antar pulau besar di Indonesia seperti: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku dan Nusa tenggara. Menurut keterangan dari Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Ego Syahril.

Kehadiran super grid memungkinkan setiap wilayah untuk mengimpor dan mengekspor pasokan listrik pada saat terjadi kekurangan atau kelebihan energi berbasis baru terbarukan (EBT).

Ego menuturkan pengembangan interkoneksi transmisi menjadi salah satu strategi menuju karbon netral. Pemerintah menargetkan terbangunnya interkoneksi di Pulau besar Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku dan Nusa tenggara pada tahun 2024. Selain interkoneksi, modernisasi dan digitalisasi infrastruktur kelistrikan juga diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem kelistrikan Indonesia.

Baca juga:



Dikatakan minimnya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan telah mengakibatkan banyak daerah di Indonesia mengalami krisis energi. Menurut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT Hamman Riza terkait dengan wacana super grid, dia menilai secara teknis sangat di mungkinkan. Keyakinan tersebut berkaca pada kemampuan membangun jaringan fiber optik di seluruh Indonesia melalui proyek Palapa Ring.

Penuturan dari Hamman Riza “Pastinya akan banyak terdapat kendala teknis untuk bangun Nusantara super grid. Tapi teknologinya sendiri sudah siap pakai. Banyak juga terdapat insinyur di Indonesia yang sudah berpengalaman memasang pipa bawah laut untuk komunikasi dan transformasi gas,” imbuhnya.

Biaya yang Tinggi

Dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam proyek ini. Hal ini menjadi tantangan dalam membangun super grid karena pasti akan membutuhkan biaya yang sangat mahal dan kemampuan keuangan negara terbatas.

Dihubungi terpisah bisnis.com, pendiri Prakasa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI), Eddi Widiono mengatakan bahwa untuk membangun super grid nusantara. Setidaknya membutuhkan investasi hingga miliaran dollar dan memberikan resiko tinggi dikarenakan banyak melibatkan pembangunan kabel bawah laut.

Sementara itu, Pekik Argo Dahono, Peneliti dan Pakar Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus penggagas konsep super grid nusantara mengatakan bahwa pengembangan super grid bisa dibangun tanpa melibatkan negara atau pun PT PLN (Persero).

Menurut beliau, pendanaan bisa dilakukan melalui skema kerjasama pemerintah dan badan usaha seperti yang diterapkan pada proyek Palapa Ring.

“Palapa Ring, didanai dengan memotong sebagian pendapatan operator di Indonesia. Jadi, operator mau pakai atau tidak dia harus ikut berkontribusi. Konsep ini tidak membebani keuangan negara atau PLN”. Penuturan Pekik.

Menurutnya, konsep ini pun sudah diterapkan di sejumlah negara yang tingkat pemanfaatan EBT-nya cukup tinggi, seperti halnya Eropa, China dan India.

“Sistem kelistrikan di Eropa itu semua nyambung sehingga masalah intermiten itu bisa diatasi tanpa harus memakai energy storage yang besar, demikian pula di India dan China” kata Pekik.

Dia pun tak sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa Indonesia yang merupakan negara kepuluan tidak cocok untuk mengimplementasikan super grid dan lebih cocok untuk mengimplementasikan micro grid.

Tentunya menarik ditunggu terobosan-terobosan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal menghadapi Indonesia krisis energi

Baca juga:


GENJOT PENGGUNAAN EBT, PLN HADIRKAN LAYANAN SERTIFIKAT ENERGI TERBARUKAN

TAK KALAH! INDONESIA BANGUN KEBUN ANGIN TERBESAR DI SULSEL


Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Daerah NTT dan hampir seluruh wilayah indonesia memiliki potensi energi surya menurut dari Dewan Energi Nasional mencapai 208 GW (Gigawatt). Selanjutnya potensi energi dari air mencapai 75 GW (Gigawatt) daerah paling berpotensi yaitu Papua, Kalimantan Utara dan Sumatera Barat.

Tidak kalah dengan energi lainnya, Angin di Indonesia memiliki nilai 61 GW (Gigawatt) daerah yang berpotensi datang dari Sulawesi Selatan, NTT dan Jawa Barat. Di Sisi lainnya karena letak Indonesia berada di cincin api (gunung berapi) hal hasil memiliki potensi energi dari Panas Bumi dimana nilainya mencapai 24 (Gigawatt), dengan sebaran lokasi di Jawa Barat, Sumatra Utara dan NTT. Terakhir potensi energi datang dari laut, yaitu energi Samudra dengan kapasitas energi mencapai 18 GW (Gigawatt), lokasi yang berpotensi berada di Selat Larantuka. Total sumber potensi energi baru terbarukan yang dimiliki Indonesia berkisar 419 GW (Gigawatt).

Catatan: Pemanfaatan energi terbarukan saat ini baru mencapai 10 GW atau 2,5% dari potensi yang ada.

Adanya proyek super grid menjadi angin segar untuk pemerataan energi terkoneksinya wilayah-wilayah kepulauan Indonesia. Berpotensi mentransfer baik impor dan ekspor pasokan yang ada. Sebagai contoh, di wilayah NTT memiliki potensi akan energi surya yang tinggi dapat melakukan ekspor energi bersih misalnya ke wilayah Bali.

Makna super grid ini seperti halnya sepenggal lirik lagu wajib karangan R. Suharjo

“Dari sabang sampai Merauke

Berjajar pulau-pulau

Sambung menyambung menjadi satu

Itu lah Indonesia“

#listrik #energi #supergrid #tol #nusantara #indonesia #ebt #pln

 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *