Barbie: Indah di Layar Kaca, Hancur di Realita

Barbie Collection. Sumber: attractionsmagazine.com
  • Siapa sangka barbie yang saat ini sedang booming pernah berperan dalam kerusakan lingkungan
  • Kerusakan lingkungan akibat mainan barbie ditimbulkan oleh bahan yang digunakan dalam produksinya
  • Produsen barbie menggalakan segala upaya agar produksi boneka barbie tidak merusak lingkungan

Apabila mendengar kata Barbie, apa yang Sobat EBT Heroes bayangkan? Mainan berwujud gadis cantik? akhir-akhir ini Barbie menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Hal tersebut dikarenakan rilisnya film Barbie yang dibintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling. Bukan hanya menonton film, banyak orang bahkan mengikuti gaya berbusana dan berfoto layaknya Barbie. 

Sayangnya, banyak dari kita tidak mengetahui bahwa mainan Barbie yang sedang booming saat ini merupakan salah satu mainan yang terbuat dari bahan sulit untuk diurai. Sehingga dapat menyebabkan kerusakan kawasan hutan. Oleh karenanya, penting bagi Sobat EBT Heroes untuk Makin Tahu Indonesia dengan memahami dampak apa saja yang bisa terjadi apabila kita masih menggunakan bahan yang sulit diurai seperti plastik.

Bagaimana Mainan Barbie Berperan dalam Kerusakan Lingkungan?

Ilustrasi Barbie dan Lingkungan
Ilustrasi Barbie dan Lingkungan. Sumber: pixabay.com

Banyak industri mainan masih bergantung terhadap plastik. Salah satunya adalah mainan Barbie. Hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan, mengingat bahwa industri mainan merupakan salah satu industri yang menggunakan plastik dalam proses pembuatannya. Bahkan industri mainan diklasifikasikan sebagai industri yang paling banyak menggunakan plastik dalam produksinya. Barbie merupakan salah satu mainan yang dibuat dengan bahan bakar fosil serta bahan kimia lainnya. Sehingga tidak heran apabila mainan satu ini bisa menyebabkan masalah terhadap kesehatan dan lingkungan. 

Mainan barbie biasanya dibuat dengan beberapa jenis bahan plastik seperti vinil asetat, polivinil klorida, akrilonitril butadiena stirena, dll. Para produsen mainan lebih memilih plastik untuk dijadikan bahan baku pembuatannya. Hal tersebut dikarenakan plastik merupakan bahan yang awet, kuat dan kokoh. Bahan yang mudah dicari dan murah itulah yang kemudian membuat para produsen jarang menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pusat Ekologi mengatakan bahwa dalam proses pembuatan plastik, banyak emisi karbon yang terlepas ke atmosfer.

Terdapat 80% mainan termasuk Barbie yang tidak terpakai akan dibuang ke tempat sampah kemudian dibakar. Proses pembakaran tersebut tentunya dapat mengakibatkan meningkatnya emisi karbon. Terlebih lagi, mainan barbie yang terbuat dari plastik sulit untuk didaur ulang karena biasanya program daur ulang tidak menerima plastik yang sudah dicetak atau kaku.

Baca Juga



Selain itu, bahan pembungkus barbie menggunakan bahan-bahan yang berasal dari Mix Tropical Hardwood (MTH). Penggunaan bahan tersebut tentunya dapat merusak lingkungan terlebih lagi wilayah hutan karena dapat meningkatkan deforestasi. Salah satu produsen barbie terbesar yaitu Mattel, pernah menandatangani kontrak pengambilan bahan baku yang berasal dari wilayah Indonesia. 

Setelah melakukan uji forensik terhadap bahan yang digunakan oleh Mattel dalam pembuatan pembungkus barbie pada Juni 2011 lalu. Greenpeace mensinyalir bahwa bahan yang digunakan dalam pembungkus barbie menggunakan bahan-bahan yang termasuk dalam Appendiks 2 CITES atau bahan yang dilindungi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. 

Bahan Mix Tropical Hardwood berasal dari hutan hujan tropis di Indonesia tepatnya di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Pengambilan bahan Mix Tropical Hardwood tersebut merupakan salah satu pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan Asia Pulp and Paper. Menanggapi hal ini, greenpeace tidak tinggal diam. Sesegera mungkin greenpeace melakukan kampanye agar penggunaan bahan Mix Tropical Hardwood pada kemasan barbie dapat dihentikan.

Dampak Mainan Barbie Terhadap Lingkungan

Mainan Barbie Terhadap Lingkungan. Sumber: greeners.co

Penggunaan bahan plastik pada mainan barbie bukanlah hal baik untuk lingkungan. Meskipun mainan barbie yang terbuat dari plastik dapat membantu anak-anak belajar dan bermain, tetap saja efek dari produksi mainan barbie dapat menimbulkan masalah serius terhadap lingkungan. Saat ini, telah diproyeksikan bahwa polusi yang dihasilkan oleh plastik mengalami peningkatan signifikan. Bisa diperkirakan, pada tahun 2040 peningkatan sampah plastik telah mencapai 29.000.000 ton/tahun.

Plastik terbuat dari energi fosil atau energi tak terbarukan. Pelepasan gas rumah kaca akibat pembuatan plastik untuk mainan barbie juga sangat berkontribusi terhadap perubahan iklim. Polusi sampah plastik yang meningkat tersebut dapat mengakibatkan populasi satwa menurun karena kualitas air juga berkurang. Konsumsi plastik yang berlebihan sangat merugikan ekosistem. Partikel berbahaya yang muncul akibat plastik dapat mentransfer racun ke beberapa satwa yang berujung pada ketidakstabilan rantai makanan. 

Baca Juga



Penggunaan bahan Mix Tropical Hardwood pada kemasan yang digunakan dalam barbie juga merupakan bahan yang berasal dari perusakan hutan Indonesia. Seorang tokoh kepala kampanye Hutan Indonesia yaitu Bustar Maitar mengatakan bahwa barbie dapat merusak hutan serta satwa langka. Hal ini bukan dikarenakan barbie yang bermasalah, tetapi bahan yang digunakan dalam pembuatan mainan barbie. 

Produsen barbie perlu menghentikan aktivitas produksi yang menggunakan bahan-bahan yang dilindungi dan merusak lingkungan. Mattel sebagai pembuat barbie dan perusahaan mainan besar lainnya seperti Disney tentunya memiliki tanggungjawab yang besar dalam upaya membangun lingkungan rendah karbon. 

Peran pemerintah sebagai sebuah lembaga seharusnya lebih berhati-hati dalam pengambilan kebijakan dan pemberian izin terhadap perusahaan yang masih menggunakan bahan yang dilindungi dalam produksinya. Terlebih lagi saat ini Indonesia adalah negara yang pertumbuhan deforestasinya begitu cepat. Setiap tahun terdapat 1.000.000 hektar hutan yang dihancurkan. Kesadaran masyarakat saja rasanya kurang cukup untuk melindungi hutan di Indonesia. 

Tanggung Jawab Produsen Mainan Barbie Terhadap Kerusakan Lingkungan

Poster Ken yang Tergantung di Kantor Pusat Mattel. Sumber: media.greenpeace.org

Saat ini salah satu perusahaan yang memproduksi mainan barbie yaitu perusahaan mainan Mattel. Perusahaan tersebut telah berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan cara menghentikan penggunaan kertas pada kemasan yang digunakan untuk produksi barbie. Komitmen Mattel untuk membuat perubahan bagi lingkungan tersebut dikeluarkan pada tanggal 11 Oktober 2011 di kantor Greenpeace Indonesia. 

Perusahaan Mattel, juga memberikan arahan terhadap suppliernya agar tidak menggunakan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan dan tidak menggunakan kemasan barbie yang berasal dari hutan tropis Indonesia. Produsen barbie tersebut juga memiliki rencana untuk melakukan pengurangan kemasan plastik sebagai bahan baku produksinya. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai 100% daur ulang plastik dan pengurangan 25% bahan plastik mainan yang ditargetkan tahun 2030.

Mattel juga telah meluncurkan lini baru boneka Barbie yang terbuat dari plastik laut daur ulang. Mattel bermitra dengan perusahaan daur ulang plastik yang bernama Enovision Plastics. Material yang didapat berasal dari wilayah Semenanjung Baja Meksiko dengan tujuan untuk mengurangi polusi sampah plastik. Barbie tersebut dikenal dengan nama Barbie Loves the Ocean. 

Peluncuran Barbie Loves the Ocean bertujuan untuk mewujudkan produk yang 100% terbuat dari plastik daur ulang. Sasaran Mattel sebagai produsen barbie adalah menggunakan bahan daur ulang atau berbasis bio untuk semua produk dan kemasannya pada tahun 2030. Peluncuran Barbie tersebut merupakan sebuah inovasi yang dapat dijadikan alternatif yang mendukung industri berkelanjutan, mainan ini dijadikan penggerak yang bertujuan untuk menginspirasi kesadaran lingkungan sebagai fokus utama mereka.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Annisa Nur Fissilmi Kaffah

Referensi:

[1] Barbie dan Ken Stop Kertas dari Hutan Indonesia

[2] Barbie is all virgin plastic for now – but Mattel’s pledge for less packaging and recycled toys means change is coming

[3] Plastic Toys Have a Greater Impact on the Environment and Human Health Than We Thought

[4] Dampak Buruk Barbie di Hutan Indonesia

[5] Greenpeace Tuduh Barbie Merusak Hutan

[6] Produsen Mainan Sulap Sampah Plastik Laut jadi Barbie, Bagaimana Pabrik di Indonesia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *